Bukan 'pork free' atau adegan kegembiraan foto-foto kepimpinan DAP bersama pork di atas. Tetapi kenyataan di bawah.
Di dalam blog, Datuk Zaid Ibrahim telah menulis:
Someone from the Ministry of Domestic Trade, Co-operatives and Consumerism made a startling remark that made my blood boil. He said that restaurant owners who put up the sign “pork-free” in their premises could mislead Muslims into thinking that their restaurants were halal.
This is the quality of top civil servants and Ministers in Malaysia under the administration of Datuk Seri Najib Razak.
If a sign says that the restaurant is pork-free, then it’s an offence under the Trade Descriptions Act 2011 only if the restaurant is not actually pork-free. The restaurant owners are not saying that their businesses are halal and they are not misrepresenting “halal status” to consumers.
The owners are not even saying that their premises are clean or that their servings are cholesterol-free — just pork-free.
If there is confusion from this simple sign, then the problem is not with the restaurant owners but with customers and Ministry enforcement officers who do not understand plain English.
However, I would like to suggest that restaurant owners stop using “pork-free” altogether because it causes unnecessary problems given the attitudes of the Ministry’s enforcement division and the poor comprehension of English generally - moreKononnya, pihak penguatkuasa Kementerian tidak faham bahasa Inggeris, itu kata Zaid Ibrahim.
"Walaubagaimanapun, saya ingin mencadangkan supaya pemilik restoran berhenti mempamerkan tanda 'bebas daging babi' sama sekali kerana ia menyebabkan masalah yang tidak diperlukan kerana sikap penguatkuasaan kementerian dan penguasaan bahasa Inggeris yang lemah secara keseluruhan,” kata blognya.Sebelum ini, media melaporkan kenyataan Timbalan Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Dr Asyraf Wajdi Dusuki yang menggesa tindakan terhadap restoran yang memaparkan tanda “bebas daging babi” itu kerana ia mengelirukan umat Islam dengan menyangka ia sebagai restoran “halal”.
Benar kenyataan Dr Asyraf Wajdi itu.
Isunya bukan tidak faham bahasa Inggeris. Yang paling penting ialah proses penyembelihan daging lembu atau ayam untuk bahan lauk lain yang mesti mengikut prosedur tuntutan agama Islam.
Memang ada restoran yang mempamerkan 'pork free', tetapi sebagai orang Islam, kita mesti memastikan makanan lain juga adalah halal. Realitinya, pemilik restoran bukan Islam tidak ada obligasi atau out of ignorance untuk memastikan bahan mentah yang dibeli telah disembelih dengan atas nama Allah kecuali jika telah diperuntukkan di dalam undang-undang.
Untuk rujukan Zaid Ibrahim dan kita semua, MiM merujuk kepada web http://www.halalmuibali.or.id/?p=56 . Di antaranya:
Hai Manusia, makanlah dari apa yang terdapat dibumi, yang halal dan yang thoyyib. Dan janganlah kamu menuruti jejak setan (yang suka melanggar atau melampaui batas). Sesungguhnya setan itu adalah musuh kamu yang nyata. (QS 2:128)
Diharamkan bagi kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan tidak atas nama Allah, binatang yang tercekik, yang dipukul, yang terjatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan diharamkan juga bagimu binatang yang disembelih untuk dipersembahkan kepada berhala. (QS 5:3)
Bangkai darah dan babi secara tegas diharamkan oleh Allah, sesuai dengan ayat diatas. Selanjutnya semua binatang yang mati tidak melalui proses penyembelihan hukumnya haram, disamakan dengan bangkai. Termasuk binatang yang mati dalam pengangkutan sekalipun baru sebentar, tidka boleh ikut disembelih dan dikonsumsi oleh manusia.
Makanan yang halal tetapi bila diproses dengan cara yang tidak halal, maka menjadi haram.
Memproses secara tidak halal itu bila dilakukan:
Penyembelihan hewan yang tidak dilakukan oleh seorang muslim, dengan tidak menyebut atas nama Allah dan menggunakan pisau yang tajam.
Penyembelihan hewan yang jelas-jelas diperuntukkan atau dipersembahkan kepada berhala (sesaji)
Karena darah itu diharamkan, maka dalam penyembelihan, darah hewan yang disembelih harus keluar secara tuntas, dan urat nadi lehar dan saluran nafasnya harus putus dan harus dilakukan secara santun, menggunakan pisau yang tajam.
Daging hewan yang halal tercemar oleh zat haram atau tidak halal menjadi tidak halal. Pengertian tercemar disini bisa melalui tercampurnya dengan bahan tidak halal, berupa bahan baku, bumbu atau bahan penolong lainnya. Bisa juga karena tidak terpisahnya tempat dan alat yang digunakan memproses bahan tidak halal.
Adapun ikan baik yang hidup di air tawar maupun yang hidup di air laut semuanya halal, walaupun tanpa disembelih, termasuk semua jenis hewan yang hidup di dalam air.Bukan itu sahaja. Semua jenis minuman yang memabukkan adalah haram.
Termasuk minuman yang tercemar oleh zat yang memabukkan atau bahan yang tidak halal. Yang banyak beredar sekarang berupa minuman beralkohol - seterusnyaMiM pasti Zaid Ibrahim faham tentang perkara di atas.
Zaid Ibrahim juga menuduh JAKIM di bawah PM Najib Razak 'telah berjaya menyusahkan hidup semua orang'. Mungkin beliau sahaja yang berasa susah. Tetapi kita percaya isu 'pork free' ini adalah satu perkara yang sangat wajar diumumkan supaya orang Islam sentiasa menjaga hukum hakam Islam.
Sekurang-kurangnya, pemilik restoran bukan Islam berhati-hati tentang halal haram semasa menyediakan lauk pauk. Dalam masa yang sama, proses pemahaman ini mesti diteruskan supaya seluruh rakyat yang berlainan agama di negara benar-benar faham tentang perkara ini.
SHARE ke whatsapp :
ikut berdiskusi pada "APA MASAALAHNYA DENGAN ISU 'PORK FREE' ?? "
Posting Komentar
Bagaimana pendapat anda tentang cara bisnis online dengan modal kecil sebagai penghasilan sampingan, kawan?